Senin, 04 Juni 2012

Deskripsi Penanaman Jiwa Enterpeneurship di Kampoeng Kidz Di Batu Malang


# HASIL PENELITIAN #
Pembelajaran sebagaimana dalam Undang-Undang  Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (20)  didefinisikan sebagai “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.  Dalam Perguruan Tinggi, interaksi tersebut terjadi antara siswa dengan dosen. Dalam interaksi yang berpusat pada siswa (student centered learning) tersebut terjadi “proses perubahan yang dialami siswa dalam empat ranah, yaitu ranah pengetahuan (kognitif), ranah perasaan (afektif), ranah ketrampilan (psikomotorik) dan ranah kerjasama (kooperatif)”
Dalam interaksi yang berpusat pada siswa (student centered learning) menuntut strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa; untuk itu hendaknya dalam proses pembelajaran peran dosen adalah sebagai fasilitator yang salah satu tugasnya adalah memikirkan strategi pembelajaran apakah yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Sebagaimana ditegaskan oleh Joyce dan Weil bahwa hakikat mengajar atau teaching adalah “membantu siswa memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar”. Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa “dalam kenyataan yang sesungguhnya, hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses pembelajaran ialah ... the student’s increased capabilities to learn more easily and effectively in future, yaitu kemampuan siswa yang tinggi untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif di masa yang akan datang”
Dengan demikian, proses pembelajaran tidak hanya memiliki makna deskriptif dan kekinian, akan tetapi juga bermakna prospektif dan berorientasi masa depan. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya lebih diarahkan kepada proses belajar kreatif  dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat).
Strategi pembelajaran yang dipilih hendaknya strategi yang mengandung nilai-nilai mental kewirausahaan, seperti nilai-nilai orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif, inovatif, produktif serta mandiri. Dengan demikian pembelajaran yang berwawasan kewirausahaan, adalah pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya.
Ini berarti bahwa pendidikan yang berorientasi pada siswa seyogyanya mengutamakan belajar cara-cara belajar (learning how to learn), dan bukan sekedar mempelajari materi ajar. Dalam dunia yang serba tidak pasti, sulit untuk memprediksi ketrampilan yang diperlukan, dan bahkan yang sudah kita pelajaripun akan segera menjadi usang. Oleh karena dunia begitu cepat berubah, maka mutlak diperlukan kesigapan untuk mengatur langkah.
Sekolah SELAMAT PAGI INDONESIA (SPI) merupakan boarding school atau sekolah sekaligus asrama yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap anak yatim piatu dan merupakn model sekolah yang mengutaman kewirausahaan. Selama di asrama para siswa mendapatkan pembelajaran life skill berupa bagaimana menjadi seorang pengusaha yang handal dengan bimbingan langsung dari para praktisi yang mendukung berdirinya sekolah gratis ini. Pembelajaran ini bertujuan untuk melatih siswa agar kelak dapat berwirausaha sendiri setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA Selamat Pagi Indonesia.
Adapun untuk divisi yang dimiliki  SMA Selamat Pagi Indonesia, antara lain:
1.      Pertanian
2.      Peternakan
3.      Produksi Snack (Choco banana, Choco cranky, Honey Peanut)
4.      Produksi Minyak angin aromateraphy (Frezh)
5.      Marketing Kampoeng Succezz
6.      Marketing Product     
7.      Food, Banquet, dan Service
8.      Kampoeng Kidz
9.      Zpring mineral Water
10.   Batu City Tour
11.   Program development
12.   Administrasi (Finance, Stock, Program)
13.   Hospitality (Learning Center Acomodation)
14.   Show and performance
Kreatifitas
Definisi kreativitas anak yang dikemukakan para ahli berbedabeda. Untuk memperjelas pengertian kreativitas, dan sekaligus sebagai bahan perbandingan maka akan diuraikan definisi kreativitas dari para ahli. Kreativitas merupakan proses yang dilakukan oleh seorang individu ditengah-tengah pengalamannya dan yang menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya. Pada dasarnya kreativitas anak bersifat ekspresionis. Ini dikarenakan pengungkapan (ekspresi) yang merupakah sifat yang dilahirkan dan dapat berkembang melalui latihan-latihan. Kreativitas merupakan segala pemikiran baru, cara, pemahaman / model baru yang dapat disampaikan, kemudian digunakan dalam kehidupan (Ulfah, 2008).
Kreativitas adalah suatu proses adanya sesuatu yang baru, apakah itu gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang baru dihasilkan (Meitasari, 2000). Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik (Santrock, 2007). Kreativitas memberi anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar penghargaan yang mempunyai pengaruh nyata terhadap perkembangan kepribadiannya.
Munandar (1992), menjelaskan ciri-ciri kreativitas antara lain, sebagai berikut :
a.   Ciri-ciri yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif atau kognitif (aptitude ) antara lain :
1.   Keterampilan berpikir lancar, yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal serta selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
2.   Keterampilan berpikir luwes atau fleksibel, yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
3.   Keterampilan berpikir orisional, yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, serta mampu membuat kombinasikombinasi yang lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
4.   Keterampilan memerinci atau mengelaborasi, yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, dan menambahkan atau memerinci secara detail dari suatu obyek gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
5.   Keterampilan menilai, yaitu menentukan patokan penilaian sendiri dan penentuan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, serta tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga melaksanakannya.
b.   Ciri-ciri yang menyangkut sikap dan perasaan seseorang atau afektif (non aptitude) antara lain adalah:
1.   Rasa ingin tahu, meliputi suatu dorongan untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang lain, obyek dan situasi serta peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti.
2.   Bersifat imajinatif, meliputi kemampuan untuk memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi, dan menggunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan.
3.   Merasa tertantang oleh kemajemukan, meliputi dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
4.   Sikap berani mengambil resiko, meliputi keberanian memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, serta tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan hal-hal yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.
5.   Sikap menghargai, meliputi tindakan dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, serta menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.
Kemandirian
Kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya (Lie, 2004). Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu mampu berfikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang yang lebih mantap (Mu’tadin, 2002).
Kemandirian seperti halnya psikologi yang lain, dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang memalui latihan yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan sejak dini, latihan tersebut berupa pemberian tugas tanpa bantuan. Kemandirian akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan anak, maka sebaiknya kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai kemampuan anak. Seperti telah diakui segala sesuatu yang dapat diusahakan sejak dini akan dapat dihayati dan semakin berkembang menuju kesempurnaan.
Kemandirian seorang anak diperkuat melalui proses sosialisasi yang terjadi antara anak dengan teman sebaya. Hurlock mengatakan bahwa memalui hubungan dengan teman sebaya, anak belajar berfikir secara mandiri seringkali anak mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh masih adanya kebutuhan untuk tetap tergantung pada orang lain.
Adapun cirri-ciri orang dikatakan mempunyai sikap yang mandiri adalah sebagai berikut :
1.   Mampu mengambil keputusan berdasar pengetahuan dan pemikiran sendiri.
2.   Mampu bekerja mengandalkan keahlian pribadi.
3.   Mampu mengelola ekonomi tanpa membebani orang lain.
4.   Dan melakukan sesuatu memang karena mau, bukan ikut ikutan.
5.   Bertanggung jawab penuh terhadap hidupnya, tanpa mencari kambing hitam.
Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berorientasi pada gejala yang bersifat alamiah yang dilakukan di lapangan (Ali, 1983 : 159). Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu bertujuan menggambarkan dan mendiskripsikan tentang apa dengan penanaman jiwa enterpeneurship bisa menumbuhkan kreatifitas dan kemandirian siswa di kampung kids Malang.
a.   Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa (anak-anak) yang berada di kampung Kids yang mengikuti kewirausahaan dibidang produksi snack. Subyek penelitian ini termasuk pengurus yang mendirikan kewirausahaan.
b.   Lokasi penelitian
Lokasi Penelitian di Sekolah Selamat Pagi Indonesia daerah Kampung Kids di Batu, Malang, Jawa Timur.
Teknik pegumpulan data
Langkah pertama dalam upaya pengumpulan data penelitian ini adalah dengan melakukan pendekatan awal (getting up) terhadap informan dengan cara mengunjungi kegiatan yang ada dikampoeng kidz. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan teknik observasi dan wawancara mendalam terhadap informan.

·      Wawancara mendalam (depth- interview)
Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan menggunukan alat yang dinamakan interview guid. panduan wawancara.
Dalam penelitian ini, pertama dilakukan getting in dengan informan agar lebih mengenal antara satu sama lain sehingga tercipta suasana kekeluargaan, kedekatan dan keakraban. Hal ini sangat penting untuk membantu kelancaran wawancara.
Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara langsung yang dilengkapi dengan pedoman wawancara. Dalam penelitian ini akan digunakan pedoman pertanyaan untuk menjawab rumusan masalah. Jika informan dalam menjawab pertanyaan masih belum mampu menjawab rumusan masalah, maka peneliti akan melakukan pertanyaan pengembangan yang mungkin tidak tersedia dalam pedoman pertanyaan. Jadi wawancara bersifat terstrukutur terbuka.
Teknik analisis data
Teknik analisis data pada penelitian ini bersifat kualitatif. Data yang berasal pengamatan, wawancara maupun dokentasi yang terkumpul dalam field note tersebut dianalisis dan dideskripsikan sesuai dengan apa yang diucapkan. Analisis data penelitian terdiri dari tiga alur kegiatan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/ verifikasi.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis data, yakni proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar dari penelitian yang muncul dari catatan lapangan (Miles, Hubberman, 1992:16). Pada penelitian ini reduksi data berlangsung selama pengumpulan data. Reduksi data pada penelitian ini misalnya dengan memilih informasi mana yang dipakai, mana yang dibuang, data mana yang dipakai dan mana yang tidak perlu.
Alur kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Penyajian data yang sering dipakai pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif (Miles, Hubberman, 1992:17). Dalam penelitian ini misalnya, data yang disajikan adalah informasi-informasi yang berasal dari catatan lapangan.  Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk teks naratif.
Alur yang ketiga dari kegiatan analisis data adalah penarikan simpulan/verifikasi. Menurut miles Hubberman (1992 : 19) penarikan kesimpulan dari data yang dikumpulkan, direduksi dan disajikan perlu juga diverifikasi misalnya dengan meninjau ulang catatan lapangan yang tersusun.
Data-data yang telah terkumpul akan diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriftif kualitatif. Data-data akan diolah berdasarkan kelengkapan dokumen dan pelaksanaannya dalam beberapa bulan ke depan sesuai dengan jadwal persetujuan proposal yang telah diajukan. Analisis data dimaksudkan untuk menggambarkan tentang bagaimana upaya menumbuhkan jiwa enterpenuer di Kampung Kids, Batu, Malang.
Kemandirian siswa SMA Selamat Pagi Indonesia di Kampoeng Kidz
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
Dari hasil penelitian yang diperoleh data yang mengambarkan bahwa siswa SMA Selamat Pagi Indonesia tergolong memiliki sikap kemandirian yang cukup tinggi, ini dibuktikan dari angket yang diporelah 100% siswa menyatakan bahwa dengan adanya kegiatan kewirausahaan siswa menumbuhkan kemandirian pada dirinya, dengan indikator sebagai berikut ;
1.   Mampu mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan pemikiran sendiri.
2.   Mampu bekerja mengandalkan keahlian pribadi.
3.   Mampu mengelola ekonomi tanpa membebani orang lain.
4.   Dan melakukan sesuatu memang karena mau, bukan ikut ikutan.
5.   Bertanggung jawab penuh terhadap hidupnya, tanpa mencari kambing hitam.
Siswa SMA Selamat Pagi Indonesia pada saat dilakukannya observasi mereka bekerja sesuai dengan divisinya masing-masing, dimana mereka membantu mahasiswa untuk mengetahui seluk beluk Kampoeng Kidz.  Ketika dilakukan wawancara dengan mereka untuk mendapatkan data, mereka mampu memberikan penjelasan dan dapat memberikan informasi pada pewawancara sesuai dengan pemahaman, pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri. Ini mencerminkan bahwa mereka memiliki salah satu indikator kemandirian yaitu kemampuan mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan pemikiran mereka masing-masing.
Para siswa SMA Selamat Pagi Indonesia ketika bekerja dalam divisi masing-masing berusaha sebaik mungkin untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan hasil kerja mereka yang terbaik karena menurut mereka baik atau buruknya hasil pekerjaan mereka tidak dilihat orang lain dan menurut mereka bekerja merupakan suatu ibadah yang mengharapkan ridho dari Tuhan. Ini juga merupakan indikator kedua tentang kemandirian yaitu kemampuan bekerja mengandalkan keahlian pribadi. Seperti yang dituturkan oleh Siadah ketua divisi bagian produksi snack
”Kami akan berusaha bekerja sebaik mungkin dan kami akan berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan kami karena kami bekerja bukan untuk mendapatkan sanjungan dari olang lain tapi memang karena baik-buruknya hasil pekrjaan kami dinilai oleh orang lain dan kami bekerja untuk mendapatkan ridho Allah.”
Dan dalam hal mengatur keuangan mereka berusaha semaksimal mungkin agar tidak menyusahkan atau tidak  merepotkan orang lain dalam mengatur perekonomiannya. Karena di sana diajarkan untuk mampu mengatur keuangan atau mengatur perekonomian mereka sendiri. Seperti yang dituturkan oleh Siadah
“Disini kami mempunyai perolehan tetap setiap bulan yaitu 1.900.000 terus dipotong  biaya hidup kami sehingga sisanya 500.000 perbulan untuk uang jajan kami dan kamilah yang harus mengatur pengeluaran kami sendiri”
Penanaman jiwa kemandirian dalam mengelolah ekonomi tanpa membebani orang lain merupakan indikator ketiga tentang kemandirian diri.
Di setiap kegiatan apa pun yang dikerjakan oleh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia tidak mendapatkan paksaan dari pihak manapun. Karena di sana ditanamkan indikator yang keempat tentang kemandirian diri yaitu tentang melakukan sesuatu memang karena mau, bukan ikut ikutan.  Jadi apa pun yang mereka suka boleh dilakukan di sana asalkan kegiatan yang mereka lakukan bermanfaat tidak untuk menyia-nyiakan waktu mereka. Seperti apa yang telah di utarakan oleh Ketut yang merupakan salah satu alumni SMA Selamat Pagi Indonesia
“Di sini mbak terdapat banyak ekstrakulikuler, jadi kami bebas mau milih yang mana yang sesuai dengan miniat dan bakat kami. Jadi di sini kami tidak merasa dipaksa atau terpaksa ketika kami melakukan sesuatu.”
Dan ketika terjadi konflik mereka akan berusaha menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama secara musyawarah. Mereka tidak segan untuk meminta maaf bila mereka melakukan kesalahan dan mereka juga tidak akan enggan untuk memaafkan kesalahan orang lain. Karena mereka juga ditanamkan indikator yang terakhir tentang kemandirian diri yaitu bertanggung jawab penuh pada kehidupannya sendiri tanpa mencari kambing hitam. Seperti yang telah dituturkan oleh Ketut
”Ketika ada masalah kami akan berusaha menyelesaikannya secara kekeluargaan karena kami tidak ingin membuat masalah tersebut berkembang semakin rumit dan makin sulit untuk diselesaikan. Ya, kira-kira seperti itulah mbak cara kami menghadapi suatu masalah.”
Kreatifitas siswa SMA Selamat Pagi Indonesia di Kampoeng Kidz
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Kreatifitas yang dimiliki oleh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia dari penelitian yang didapat menyatakan 90% siswa mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut karena bisa menumbuhkan kreatifitas ini terbukti bahwa dengan adanya mengikuti kewirausahaan maka mereka bisa mengevaluasi diri dengan indikator sebagai berikut :

1.   Keterampilan berpikir lancar,
2.   Keterampilan berpikir luwes atau fleksibel,
3.   Keterampilan berpikir orisional,
4.   Keterampilan memerinci atau mengelaborasi,
5.   Keterampilan menilai,
Siswa SMA Selamat Pagi Indonesia sudah memenuhi kriteria indikator kreatifitas tersebut ini tercermin dari kebiasaan mereka dalam bekerja di setiap divisi. Dalam bekerja disuatu divisi, siswa Selamat Pagi Indonesia dituntut untuk mampu dalam berpikir secara lancar. Hal tersebut diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam devisi tersebut sehingga masalah-masalah yang timbul dapat teratasi dengan baik dan lancer.
Keterampilan berpikir luwes atau fleksibel yang harus dimiliki oleh siswa Selamat Pagi Indonesia. Hal tersebut diperlukan untuk mencari alternatif dalam menyelesaikan masalah, juga untuk menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga masalah-masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Keterampilan berpikir orisional merupakan salah satu criteria yang juga harus dipenuhi oleh siswa Selamat Pagi Indonesia. Hal tersebut diperlukan untuk mencari inovasi-inovasi dalam mengembangkan produk sehingga produk yang dihasilkan dapat bervariasi dan mampu memenuhi produk yang sesuai dengan permintaan pasar. sebagaimana yang dikemukakan oleh wayan sebagai berikut:
“ Kreatif itu bukan menemukan sesuatu hal yang baru tetapi dari adanya sesuatu itu dikembangkan itu juga merupakan berfikir kreatif karena dalam memproduksi snack ini siswa ditutut untuk mendapatkan ide yang fres dalam satu bulan terus diperesentasikan baru kemudian yang bagus dan layaklah yang diambil untuk dikembangkan sebagai icon produksi”
Keterampilan memerinci atau mengelaborasi merupakan criteria ke empat yang harus dipenuhi oleh siswa Selamat Pagi Indonesia. Hal tersebut dibutuhkan untuk mengembangkan suatu produk sehingga produk tersebut dapat menjadi lebih menarik sehingga dapat diminati oleh konsumen. Salah satunya dengan cara menggunakan system packing (kemasan) dibuat secara higienis dan menarik sehingga dapat berdaya jual yang tinggi di pasaran. Keterampilan menilai harus dipenuhi oleh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia untuk menentukan patokan dalam mengambil suatu keputusan sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan produsen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate

Pengikut