#
HASIL PENELITIAN #
Pembelajaran
sebagaimana dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat
(20) didefinisikan sebagai “proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”. Dalam Perguruan
Tinggi, interaksi tersebut terjadi antara siswa dengan dosen. Dalam interaksi
yang berpusat pada siswa (student centered learning) tersebut terjadi “proses
perubahan yang dialami siswa dalam empat ranah, yaitu ranah pengetahuan
(kognitif), ranah perasaan (afektif), ranah ketrampilan (psikomotorik) dan
ranah kerjasama (kooperatif)”
Dalam
interaksi yang berpusat pada siswa (student centered learning) menuntut
strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa; untuk itu hendaknya dalam proses
pembelajaran peran dosen adalah sebagai fasilitator yang salah satu tugasnya
adalah memikirkan strategi pembelajaran apakah yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Sebagaimana ditegaskan oleh
Joyce dan Weil bahwa hakikat mengajar atau teaching adalah “membantu siswa
memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar”. Lebih lanjut
mereka mengatakan bahwa “dalam kenyataan yang sesungguhnya, hasil akhir atau
hasil jangka panjang dari proses pembelajaran ialah ... the student’s increased
capabilities to learn more easily and effectively in future, yaitu kemampuan
siswa yang tinggi untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif di masa
yang akan datang”
Dengan
demikian, proses pembelajaran tidak hanya memiliki makna deskriptif dan
kekinian, akan tetapi juga bermakna prospektif dan berorientasi masa depan.
Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya lebih diarahkan kepada proses belajar
kreatif dengan menggunakan proses
berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak
alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir
mencari jawaban tunggal yang paling tepat).
Strategi
pembelajaran yang dipilih hendaknya strategi yang mengandung nilai-nilai mental
kewirausahaan, seperti nilai-nilai orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif,
inovatif, produktif serta mandiri. Dengan demikian pembelajaran yang berwawasan
kewirausahaan, adalah pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip dan
metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta
didiknya.
Ini
berarti bahwa pendidikan yang berorientasi pada siswa seyogyanya mengutamakan
belajar cara-cara belajar (learning how to learn), dan bukan sekedar
mempelajari materi ajar. Dalam dunia yang serba tidak pasti, sulit untuk
memprediksi ketrampilan yang diperlukan, dan bahkan yang sudah kita pelajaripun
akan segera menjadi usang. Oleh karena dunia begitu cepat berubah, maka mutlak
diperlukan kesigapan untuk mengatur langkah.
Sekolah
SELAMAT PAGI INDONESIA (SPI) merupakan boarding school atau sekolah sekaligus
asrama yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap anak yatim piatu dan
merupakn model sekolah yang mengutaman kewirausahaan. Selama di asrama para
siswa mendapatkan pembelajaran life skill berupa bagaimana menjadi seorang
pengusaha yang handal dengan bimbingan langsung dari para praktisi yang
mendukung berdirinya sekolah gratis ini. Pembelajaran ini bertujuan untuk
melatih siswa agar kelak dapat berwirausaha sendiri setelah menyelesaikan
pendidikannya di SMA Selamat Pagi Indonesia.
Adapun
untuk divisi yang dimiliki SMA Selamat
Pagi Indonesia, antara lain:
1.
Pertanian
2.
Peternakan
3.
Produksi
Snack (Choco banana, Choco cranky, Honey Peanut)
4.
Produksi
Minyak angin aromateraphy (Frezh)
5.
Marketing
Kampoeng Succezz
6.
Marketing
Product
7.
Food,
Banquet, dan Service
8.
Kampoeng
Kidz
9.
Zpring
mineral Water
10.
Batu
City Tour
11.
Program
development
12.
Administrasi
(Finance, Stock, Program)
13.
Hospitality
(Learning Center Acomodation)
14.
Show
and performance
Kreatifitas
Definisi kreativitas anak yang
dikemukakan para ahli berbedabeda. Untuk memperjelas pengertian kreativitas,
dan sekaligus sebagai bahan perbandingan maka akan diuraikan definisi
kreativitas dari para ahli. Kreativitas merupakan proses yang dilakukan oleh
seorang individu ditengah-tengah pengalamannya dan yang menyebabkannya untuk
memperbaiki dan mengembangkan dirinya. Pada dasarnya kreativitas anak bersifat
ekspresionis. Ini dikarenakan pengungkapan (ekspresi) yang merupakah sifat yang
dilahirkan dan dapat berkembang melalui latihan-latihan. Kreativitas merupakan
segala pemikiran baru, cara, pemahaman / model baru yang dapat disampaikan,
kemudian digunakan dalam kehidupan (Ulfah, 2008).
Kreativitas adalah suatu proses
adanya sesuatu yang baru, apakah itu gagasan atau benda dalam bentuk atau
rangkaian yang baru dihasilkan (Meitasari, 2000). Kreativitas adalah kemampuan
untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan
pemecahan masalah yang unik (Santrock, 2007). Kreativitas memberi anak-anak
kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar penghargaan yang mempunyai
pengaruh nyata terhadap perkembangan kepribadiannya.
Munandar (1992), menjelaskan
ciri-ciri kreativitas antara lain, sebagai berikut :
a. Ciri-ciri yang berhubungan dengan kemampuan berpikir
kreatif atau kognitif (aptitude ) antara lain :
1. Keterampilan berpikir lancar, yaitu mencetuskan banyak
gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, pertanyaan, memberikan banyak cara atau
saran untuk melakukan berbagai hal serta selalu memikirkan lebih dari satu
jawaban.
2. Keterampilan berpikir luwes atau fleksibel, yaitu
menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat
suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif
atau arah yang berbeda-beda, serta mampu mengubah cara pendekatan atau cara
pemikiran.
3. Keterampilan berpikir orisional, yaitu mampu
melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk
mengungkapkan diri, serta mampu membuat kombinasikombinasi yang lazim dari
bagian-bagian atau unsur-unsur.
4. Keterampilan memerinci atau mengelaborasi, yaitu
mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, dan menambahkan
atau memerinci secara detail dari suatu obyek gagasan, atau situasi sehingga
menjadi lebih menarik.
5. Keterampilan menilai, yaitu menentukan patokan
penilaian sendiri dan penentuan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana
sehat, atau suatu tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap
situasi yang terbuka, serta tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga
melaksanakannya.
b. Ciri-ciri yang menyangkut sikap dan perasaan seseorang
atau afektif (non aptitude) antara lain adalah:
1. Rasa ingin tahu, meliputi suatu dorongan untuk
mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan
orang lain, obyek dan situasi serta peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui
atau meneliti.
2. Bersifat imajinatif, meliputi kemampuan untuk
memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi,
dan menggunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan
kenyataan.
3. Merasa tertantang oleh kemajemukan, meliputi dorongan
untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh
situasi-situasi yang rumit, serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
4. Sikap berani mengambil resiko, meliputi keberanian
memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat
kritik, serta tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan hal-hal yang tidak
konvensional, atau yang kurang berstruktur.
5. Sikap menghargai, meliputi tindakan dapat menghargai
bimbingan dan pengarahan dalam hidup, serta menghargai kemampuan dan
bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.
Kemandirian
Kemandirian adalah kemampuan untuk
melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sesuai dengan tahapan perkembangan
dan kapasitasnya (Lie, 2004). Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang
diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus
belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan,
sehingga individu mampu berfikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian
seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang yang lebih mantap
(Mu’tadin, 2002).
Kemandirian seperti halnya psikologi
yang lain, dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan untuk
berkembang memalui latihan yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan
sejak dini, latihan tersebut berupa pemberian tugas tanpa bantuan. Kemandirian
akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan anak, maka sebaiknya
kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai kemampuan anak. Seperti
telah diakui segala sesuatu yang dapat diusahakan sejak dini akan dapat
dihayati dan semakin berkembang menuju kesempurnaan.
Kemandirian seorang anak diperkuat
melalui proses sosialisasi yang terjadi antara anak dengan teman sebaya.
Hurlock mengatakan bahwa memalui hubungan dengan teman sebaya, anak belajar
berfikir secara mandiri seringkali anak mengalami hambatan-hambatan yang
disebabkan oleh masih adanya kebutuhan untuk tetap tergantung pada orang lain.
Adapun
cirri-ciri orang dikatakan mempunyai sikap yang mandiri adalah sebagai berikut
:
1.
Mampu mengambil
keputusan berdasar pengetahuan dan pemikiran sendiri.
2.
Mampu bekerja
mengandalkan keahlian pribadi.
3.
Mampu mengelola
ekonomi tanpa membebani orang lain.
4.
Dan melakukan
sesuatu memang karena mau, bukan ikut ikutan.
5.
Bertanggung
jawab penuh terhadap hidupnya, tanpa mencari kambing hitam.
Metode
Penelitian
Penelitian yang akan
dilakukan adalah dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
berorientasi pada gejala yang bersifat alamiah yang dilakukan di lapangan (Ali,
1983 : 159). Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu bertujuan menggambarkan
dan mendiskripsikan tentang apa dengan penanaman jiwa enterpeneurship bisa
menumbuhkan kreatifitas dan kemandirian siswa di kampung kids Malang.
a.
Subyek
penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah
siswa (anak-anak) yang berada di kampung Kids yang mengikuti kewirausahaan
dibidang produksi snack. Subyek penelitian ini termasuk pengurus yang
mendirikan kewirausahaan.
b.
Lokasi
penelitian
Lokasi Penelitian di
Sekolah Selamat Pagi Indonesia daerah Kampung Kids di Batu, Malang, Jawa Timur.
Teknik
pegumpulan data
Langkah pertama dalam
upaya pengumpulan data penelitian ini adalah dengan melakukan pendekatan awal
(getting up) terhadap informan dengan cara mengunjungi kegiatan yang ada
dikampoeng kidz. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan teknik observasi dan wawancara mendalam terhadap informan.
·
Wawancara
mendalam (depth- interview)
Wawancara merupakan
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan menggunukan alat yang dinamakan
interview guid. panduan wawancara.
Dalam penelitian ini,
pertama dilakukan getting in dengan informan agar lebih mengenal antara satu
sama lain sehingga tercipta suasana kekeluargaan, kedekatan dan keakraban. Hal
ini sangat penting untuk membantu kelancaran wawancara.
Wawancara yang akan
dilakukan adalah wawancara langsung yang dilengkapi dengan pedoman wawancara.
Dalam penelitian ini akan digunakan pedoman pertanyaan untuk menjawab rumusan
masalah. Jika informan dalam menjawab pertanyaan masih belum mampu menjawab
rumusan masalah, maka peneliti akan melakukan pertanyaan pengembangan yang
mungkin tidak tersedia dalam pedoman pertanyaan. Jadi wawancara bersifat
terstrukutur terbuka.
Teknik
analisis data
Teknik analisis data pada
penelitian ini bersifat kualitatif. Data yang berasal pengamatan, wawancara
maupun dokentasi yang terkumpul dalam field note tersebut dianalisis dan
dideskripsikan sesuai dengan apa yang diucapkan. Analisis data penelitian
terdiri dari tiga alur kegiatan, yakni reduksi data, penyajian data, dan
penarikan simpulan/ verifikasi.
Reduksi data merupakan
bagian dari analisis data, yakni proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar dari penelitian yang
muncul dari catatan lapangan (Miles, Hubberman, 1992:16). Pada penelitian ini
reduksi data berlangsung selama pengumpulan data. Reduksi data pada penelitian
ini misalnya dengan memilih informasi mana yang dipakai, mana yang dibuang,
data mana yang dipakai dan mana yang tidak perlu.
Alur kedua dari kegiatan
analisis adalah penyajian data. Penyajian data yang sering dipakai pada data
kualitatif adalah bentuk teks naratif (Miles, Hubberman, 1992:17). Dalam
penelitian ini misalnya, data yang disajikan adalah informasi-informasi yang
berasal dari catatan lapangan. Data
dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk teks naratif.
Alur yang ketiga dari
kegiatan analisis data adalah penarikan simpulan/verifikasi. Menurut miles
Hubberman (1992 : 19) penarikan kesimpulan dari data yang dikumpulkan,
direduksi dan disajikan perlu juga diverifikasi misalnya dengan meninjau ulang
catatan lapangan yang tersusun.
Data-data yang telah
terkumpul akan diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriftif kualitatif.
Data-data akan diolah berdasarkan kelengkapan dokumen dan pelaksanaannya dalam
beberapa bulan ke depan sesuai dengan jadwal persetujuan proposal yang telah
diajukan. Analisis data dimaksudkan untuk menggambarkan tentang bagaimana upaya
menumbuhkan jiwa enterpenuer di Kampung Kids, Batu, Malang.
Kemandirian
siswa SMA Selamat Pagi Indonesia di Kampoeng Kidz
Seseorang dikatakan
“mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa
adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak,
termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak
lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri
dalam memenuhi kegiatan usahanya.
Dari hasil penelitian
yang diperoleh data yang mengambarkan
bahwa siswa SMA Selamat Pagi Indonesia tergolong memiliki sikap kemandirian
yang cukup tinggi,
ini dibuktikan dari angket yang diporelah 100% siswa menyatakan bahwa dengan
adanya kegiatan kewirausahaan siswa menumbuhkan kemandirian pada dirinya,
dengan indikator sebagai berikut ;
1.
Mampu
mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan pemikiran sendiri.
2.
Mampu
bekerja mengandalkan keahlian pribadi.
3.
Mampu
mengelola ekonomi tanpa membebani orang lain.
4.
Dan
melakukan sesuatu memang karena mau, bukan ikut ikutan.
5.
Bertanggung
jawab penuh terhadap hidupnya, tanpa mencari kambing hitam.
Siswa
SMA Selamat Pagi Indonesia pada saat dilakukannya observasi mereka bekerja
sesuai dengan divisinya masing-masing, dimana mereka membantu mahasiswa untuk
mengetahui seluk beluk Kampoeng Kidz.
Ketika dilakukan wawancara dengan mereka untuk mendapatkan data, mereka
mampu memberikan penjelasan dan dapat memberikan informasi pada pewawancara
sesuai dengan pemahaman, pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri. Ini
mencerminkan bahwa mereka memiliki salah satu indikator kemandirian yaitu
kemampuan mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan pemikiran mereka
masing-masing.
Para
siswa SMA Selamat Pagi Indonesia ketika bekerja dalam divisi masing-masing
berusaha sebaik mungkin untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan hasil kerja
mereka yang terbaik karena menurut mereka baik atau buruknya hasil pekerjaan
mereka tidak dilihat orang lain dan menurut mereka bekerja merupakan suatu
ibadah yang mengharapkan ridho dari Tuhan. Ini
juga merupakan indikator kedua tentang kemandirian yaitu kemampuan bekerja
mengandalkan keahlian pribadi. Seperti yang dituturkan oleh Siadah ketua divisi bagian produksi
snack
”Kami
akan berusaha bekerja sebaik mungkin dan kami akan berusaha semaksimal mungkin
sesuai kemampuan kami karena kami bekerja bukan untuk mendapatkan sanjungan
dari olang lain tapi memang karena baik-buruknya hasil pekrjaan kami dinilai
oleh orang lain dan kami bekerja untuk mendapatkan ridho Allah.”
Dan
dalam hal mengatur keuangan mereka berusaha semaksimal mungkin agar tidak
menyusahkan atau tidak merepotkan orang
lain dalam mengatur perekonomiannya. Karena di sana diajarkan untuk mampu
mengatur keuangan atau mengatur perekonomian mereka sendiri. Seperti yang dituturkan oleh Siadah
“Disini
kami mempunyai perolehan tetap setiap bulan yaitu 1.900.000 terus dipotong biaya hidup kami sehingga sisanya 500.000
perbulan untuk uang jajan kami dan kamilah yang harus mengatur pengeluaran kami
sendiri”
Penanaman
jiwa kemandirian dalam mengelolah ekonomi tanpa membebani orang lain merupakan
indikator ketiga tentang kemandirian diri.
Di
setiap kegiatan apa pun yang dikerjakan oleh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia
tidak mendapatkan paksaan dari pihak manapun. Karena di sana ditanamkan
indikator yang keempat tentang kemandirian diri yaitu tentang melakukan sesuatu
memang karena mau, bukan ikut ikutan.
Jadi apa pun yang mereka suka boleh dilakukan di sana asalkan kegiatan
yang mereka lakukan bermanfaat tidak untuk menyia-nyiakan waktu mereka. Seperti
apa yang telah di utarakan oleh Ketut yang merupakan salah satu alumni SMA
Selamat Pagi Indonesia
“Di sini
mbak terdapat banyak ekstrakulikuler, jadi kami bebas mau milih yang mana yang
sesuai dengan miniat dan bakat kami. Jadi di sini kami tidak merasa dipaksa
atau terpaksa ketika kami melakukan sesuatu.”
Dan ketika terjadi
konflik mereka akan berusaha menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama secara
musyawarah. Mereka tidak segan untuk meminta maaf bila mereka melakukan
kesalahan dan mereka juga tidak akan enggan untuk memaafkan kesalahan orang
lain. Karena mereka juga ditanamkan indikator yang terakhir tentang kemandirian
diri yaitu bertanggung jawab penuh pada kehidupannya sendiri tanpa mencari
kambing hitam. Seperti yang telah dituturkan
oleh Ketut
”Ketika ada masalah kami akan berusaha menyelesaikannya
secara kekeluargaan karena kami tidak ingin membuat masalah tersebut berkembang
semakin rumit dan makin sulit untuk diselesaikan. Ya, kira-kira seperti itulah
mbak cara kami menghadapi suatu masalah.”
Kreatifitas siswa SMA Selamat Pagi
Indonesia di Kampoeng Kidz
Untuk memenangkan
persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang
tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang
maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang
telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat
dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius
yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah
dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Kreatifitas yang
dimiliki oleh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia dari penelitian yang didapat
menyatakan 90% siswa mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut karena bisa
menumbuhkan kreatifitas ini terbukti bahwa dengan adanya mengikuti
kewirausahaan maka mereka bisa mengevaluasi diri dengan indikator sebagai
berikut :
1. Keterampilan berpikir lancar,
2. Keterampilan berpikir luwes atau fleksibel,
3. Keterampilan berpikir orisional,
4. Keterampilan memerinci atau mengelaborasi,
5. Keterampilan menilai,
Siswa SMA Selamat Pagi
Indonesia sudah memenuhi kriteria indikator kreatifitas tersebut ini tercermin
dari kebiasaan mereka dalam bekerja di setiap divisi. Dalam bekerja disuatu
divisi, siswa Selamat Pagi Indonesia dituntut untuk mampu dalam berpikir secara
lancar. Hal tersebut diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam
devisi tersebut sehingga masalah-masalah yang timbul dapat teratasi dengan baik
dan lancer.
Keterampilan berpikir
luwes atau fleksibel yang harus
dimiliki oleh siswa Selamat Pagi Indonesia. Hal tersebut diperlukan untuk mencari
alternatif dalam menyelesaikan masalah, juga untuk menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat
melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga
masalah-masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Keterampilan berpikir orisional merupakan
salah satu criteria yang juga harus dipenuhi oleh siswa Selamat Pagi Indonesia.
Hal tersebut diperlukan untuk mencari inovasi-inovasi dalam mengembangkan
produk sehingga produk yang dihasilkan dapat bervariasi dan mampu memenuhi
produk yang sesuai dengan permintaan pasar. sebagaimana yang dikemukakan oleh
wayan sebagai berikut:
“ Kreatif itu bukan menemukan sesuatu hal yang baru
tetapi dari adanya sesuatu itu dikembangkan itu juga merupakan berfikir kreatif
karena dalam memproduksi snack ini siswa ditutut untuk mendapatkan ide yang
fres dalam satu bulan terus diperesentasikan baru kemudian yang bagus dan
layaklah yang diambil untuk dikembangkan sebagai icon produksi”
Keterampilan memerinci atau mengelaborasi merupakan criteria ke empat yang harus dipenuhi oleh siswa Selamat Pagi
Indonesia. Hal tersebut dibutuhkan untuk mengembangkan suatu produk sehingga
produk tersebut dapat menjadi lebih menarik sehingga dapat diminati oleh
konsumen. Salah satunya dengan cara menggunakan system packing (kemasan)
dibuat secara higienis dan menarik sehingga dapat berdaya jual yang tinggi di
pasaran. Keterampilan menilai harus
dipenuhi oleh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia untuk menentukan patokan dalam
mengambil suatu keputusan sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan
produsen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar